Ini merupakan salah satu karya cerpen saya. Saya sudah menjualnya di berbagai website,tabloid,atau majalah tetapi tidak ada yang menerimanya sehingga saya upload aja di blog saya ini. Silahkan membaca,semoga bisa bermanfaat ya. kalau ada yang berminat untuk membeli atau memesan cerpen komen aja ya atau hubungi e-mail atau no tlpn dibawah ya,selamat membaca...
TEMPE MEMBANGKITKAN PEREKONOMIAN
Di sekitar halaman luar rumah
terlihat ramai,tak tahu apa yang orang-orang lakukan sehingga berkumpul di
halaman rumaku yang tidak begitu luas itu membuatku penasaran dengan yang
mereka lakukan. Akupun keluar dengan meninggalkan pekerjaanku yang
diperintahkan ibuku.
Aku bertanya pada mereka apa yang
sedang mereka lakukan sehingga membuatku penasaran.
“lihat tuh nak” kata salah satu
dari mereka sambil menunjukkan pabrik tempe ayahku.
Terlihat kobaran api yang melahap
pabrik ayahku. Aku berlari,berteriak
memanggil ibuku. Ibuku langsung kaget mendengar berita itu dan langsung melihat
dengan jeritan tangis yang begitu histeris.
Setelah 2 jam,kobaran api dapat di
padamkan oleh para oetugas pemadam kebakaran. Diduga penyebab kebakaran karena
adanya hubungan arus pendek listrik. Kerugian dari kejadian yang tidak terduga
itu mencapai ratusan juta rupiah.
***
Kendaraan roda empat yang biasa
terparkir di pintu garasi dekat rumahku kini sudah tiada. Terjual sesuai harga
kendaraan tersebut. Namun uang yang terkumpul tidak sebanding dengan kerugian
itu,tetapi masih bisa untuk penanaman modal usahanya kembali.
Omset produksi tempe pabrik ayahku
menurun dari sebelumnya. Ayahku pantang menyerah untuk menjadikan kehidupan
seperti dulu. Berdoa yang selalu dikerjakanya sehabis beribadah.
Sehabis pulang sekolah aku membantu di pabrik
tempe ayahku dan ikut membantu memasarkannya dengan ibuku. Biasanya tempe
dititipkan ke warung-warung atau toko-toko yang ada di pasar. Kali ini warung
dan toko yang biasa dititipkan itu menolaknya,karena sudah ada pengusaha tempe
yang lain menitipkan atau memasarkannya di tempat ini.
Melihat
ibuku kelelahan,aku hendak mencari tempat yang cukup untuk beristirahat
sejenak. Sebuah toko yang menjual es campur yang aku pilih. Cukup luas dan
nyaman untuk berteduh dari sinar mentari yang sangat panas. Rasa lelah ibuku
sedikit terobati dengan adanya es yang kupesan.
Beralih ke
pasar tradisional yang lain aku dan ibuku menawarkan produksi tempe ayahku dari
toko ke toko namun tak ada satupun yang menerimanya. Namun tak terhenti di situ
saja. Kita pindah lagi ke pasar tradisional berikutnya namun masih saja belum
ada yang menerimanya. Hari menjelang sore,ibuku sudah terasa lelah sehingga
kita beranjak pulang.
Ketika aku
dan ibuku menyebrang,tiba-tba badanku terserempet oleh kendaraan roda empat yang
cukup mewah. Aku sedikit tersungkur dan merasakan kesakitan. Pengendara mobil
tersebut tidak melarikan diri dan turun lalu ikut membantu membangunkanku. Dia
seorang pria mapan,memakai jas hitam berbadan tinggi tidak terlalu gendut dan dan
tidak terlalu kurus.
“kamu tidak
apa-apa nak?”
“iya bu
tidak apa,ibu tidak apa-apa?” aku sedikit kesakitan memegang lenganku.
“ibu tidak
apa-apa nak”
“ibu,ade.. maafkan saya. Saya tadi sedikit mengantuk
sehingga bisa seperti ini.” sahut pria mapan tersebut.
“iya tidak
apa-apa pak. Kecelakaan bisa terjadi dimana saja.” Kata ibuku.
“ibu bawa
apa?” pria itu menunjukan barang yang ibuku bawa.
“itu
tempe,hasil produksi suami saya.”
“oh
kebetulan sekali,saya sedang mencari pabrik atau orang yang memproduksi tempe
untuk dijadikan snack makanan ringan tempe kering di perusahaan saya.”
“oh
syukurlah,yaudah datang aja ke alamat ini.” ibuku memberitahu alamatnya.
Pria mapan
tersebut merupakan seorang pengusaha makanan ringan. Pendidikan terakhirnya
yaitu SMA. Tekat dalam berwirausahanya sangat tinggi. Awal karirnya dia membuat
keripik kentang dan dipasarkan ke beberapa toko. Banyak pesanan yang dia terima
sehingga bisa memproduksi lebih banyak lagi. Produksinya hingga sekarang sudah
banyak tersedia di supermarket dan toserba di seluruh Indonesia,dan
bermacam-macam jenis makanannya.
***
Bel
berbunyi dibalik pintu rumahku.sesorang telah menanti dibalik pintu depan
rumahku. Ayahku membukakan pintu yang lebar itu. Terlihat seorang pria yang
pernah kutemui di jalan bersama ibuku yang tidak sengaja menabrak saya itu.
“apakah
benar ini rumah bapak? Yang memproduksi tempe?” tanya pria itu.
“iya
benar,ayo silahkan masuk.” Sahut ayahku.
Ayah dan
pria itu asik mengobrol. Tak lama kemudian aku dan ibuku dipanggil ayahku untuk
bergabung dengan mereka.
“begini
bu,pria ini ingin bekerjasama dengan kita. Bagaimana? Penghasilannya bisa
mengembalikan perekonomian kita bu.” Sahut ayahku
“yaudah oke
silahkan.”
“silahkan
pak tandatangan disini” pria mapan menunjukan kertas yang akan ditandangani
ayahku.
Ayahku
menerima tawaran itu. Dia menandatanganinya diatas materai yang tertera di atas
kertas yang diberikan pria sukses tersebut.
***
Bunyi
klakson kendaraan roda empat yang sempat ku dengar. Kulihat di balik jendela
kamar kesayanganku. Terlihat ayahku mengendarai mobil yang lebih mahal
dibandingkan dengan mobil yang dulu pernah terparkir di garasi rumahku. Aku
berlari keluar rumahku sambil memanggil ibuku. Tersenyum bahagia terlihat di
wajah ayahku dan ibuku.
Setelah
berjuang untuk bangkit dari musibah yang menimpa keluargaku. Akhirnya
membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Bekerja sama dengan pengusaha yang
sukses yang bisa mengembalikan perekonomian keluargaku.
>> jika ada yang berminat untuk membeli cerpen ini atau memesan cerpen hubungi saja e-mai,no tlpm,atau komentar saja ya..<<<